WELCOME TO MY BLOG

Di blog saya ini akan berbagi tentang sistem informasi, konsep akuntansi, sepakbola, kisah inspiratif, dan beberapa konten download.

SISTEM INFORMASI

Kajian Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi.

FOOTBALL!!

Disini anda dapat mengakses info seputar sepakbola nasional dan internasional.

KISAH INSPIRATIF

Beberapa tokoh yang mungkin menginspirasi anda.

DOWNLOAD

Lagu dan Software kesukaanmu, ayo download secara gratis disini.

Jumat, 20 September 2013

BATMAN DAN MBAH GENDENG

“Huh, sial, masa’ bocor lagi sih”, ujar Batman gemas sambil menendang pintu BatMobile-nya perlahan. Meskipun kesal, ia masih cukup sadar untuk tidak melampiaskannya kepada kendaraan tercintanya, yang cicilannya belum lunas itu. Dengan susah payah, ia mendorong mobilnya ke pinggir, ke sebuah tambal ban yang kebetulan berada tidak jauh dari situ.
Mbah Gendeng – Nambal Ban Sejak 1911
Begitu tulisan yang tertera di atas “bengkel” kecil yang didirikan seadanya di bawah sebuah pohon beringin besar.
“Bannya bocor ya, nak?”, tanya seorang kakek tua yang tiba-tiba muncul dari balik pohon.
“Iya, mbah”, jawab Batman lesu, “sudah kedua kalinya nih. Padahal baru sekitar 5km lalu bocor dan ditambal.”
“Hmmm…”, mbah Gendeng mengangguk-anggukan kepalanya dan mulai mempersiapkan peralatannya. Bak air sabun untuk memeriksa bagian ban yang bocor, dongkrak, pompa angin, dan sebagainya. “Silahkan duduk dulu aja di kursi kayu itu, nak. Biar mbah kerjakan dulu bannya.”
45 menit berlalu, Batman mulai gak sabar. Maklum, ia lagi semangat-semangatnya untuk bangkit kembali dari keterpurukannya dan ingin segera sampai ke WTC untuk membuka gerai HP. Ditambah lagi, seekor kura-kura berseragam “Bukan Express” yang tadi disalipnya kini sudah berjalan melewati tempat ia duduk. “Masa’ Batman kalah cepet ama kura-kura”, pikir Batman dalam hati. Penasaran, ia mendekati Mbah Gendeng dan mengintip kerjanya.
“Pantesan aja lama!”, sergah Batman kasar. “Lha wong kerjanya lambat banget gini! Apa gak bisa lebih cepet lagi, mbah?!”
Mbah Gendeng meletakkan ban dalam BatMobile yang sedang ia pegang dan menoleh ke arah Batman. Tatapannya yang tajam membuat Batman secara tidak sadar mundur selangkah ke belakang. Tanpa disangka, dengan tidak kalah kerasnya, Mbah Gendeng balik bertanya, “Memangnya kamu pikir pekerjaan ini tidak penting sehingga harus dikerjakan dengan terburu-buru?”
“Memang begitu, kan? Cuman nambal ban ini, apa pentingnya? Jauh lebih penting pekerjaanku yang ke sana kemari buat nyelamatin dunia dari orang jahat! Mbah tahu kan kalo aku ini Batman?!”
“Iye, terus so what gitu loh, mau situ Superman kek, Batman kek, Barack Obama kek, SBY kek, tetep aja, jangan pernah ngeremehin pekerjaan saya!”
Batman sudah akan membuka mulutnya lagi untuk menjawab, namun kakek tua itu tidak mau kalah cepat dan melanjutkan kata-katanya.
“Dengarkan baik-baik, anak muda. Coba pikir. Seandainya tadi kamu dalam perjalanan untuk menyelamatkan ribuan orang dan banmu bocor, apa bukan berarti yang saya kerjakan ini tidak sama pentingnya dengan pekerjaanmu? Dengan memperbaiki ban bocormu dengan baik dan teliti, secara tidak langsung saya suda membantu kamu menyelamatkan mereka — ribuan orang itu.”
“Tidak usah muluk-muluk. Setiap ban bocor yang saya perbaiki pasti berhasil membawa pengemudinya tiba dengan selamat sampai di rumah. Coba bayangkan apabila saya melakukannya dengan asal-asalan. Bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bukan?”
“Lihat ban dalammu ini”, Mbah Gendeng menyodorkan dua buah ban dalam BatMobile yang sedang ia kerjakan. “Perhatikan ini, bekas tambalan yang dilakukan oleh penambal ban sebelumnya. Kasar dan kurang kuat rekatannya. Itu sebabnya tadi ban mobilmu bocor lagi. Masih untung tidak terjadi apa-apa. Dan ini, yang ada di kanan, adalah hasil tambalan ban yang aku lakukan. Bandingkan!”
Batman tercenung. Ia memperhatikan ban dalam pada bagian yang ditunjukkan oleh Mbah Gendeng dan ternyata memang benar, pekerjaannya kurang baik. Bahkan jauh dibandingkan hasil pekerjaan Mbah Gendeng. Padahal tadi ia cukup senang dan memberi tips lebih kepada penambal ban sebelumnya karena kerjanya hanya butuh waktu 5 menit saja.
Dengan menunduk, Batman mohon maaf kepada Mbah Gendeng dan beringsut kembali ke kursi kayu untuk menunggu. Di satu sisi, ia malu terhadap apa yang telah ia lakukan, namun di sisi lain, ia gembira karena mendapat pelajaran baru tentang hidup dan juga tentang bisnis.
“Aku pasti tidak akan kalah oleh Peter Parker”, ujar Batman dalam hati sembari tersenyum.
(Cerita ini boleh disebar secara bebas, karena sarat hikmah)

Kamis, 19 September 2013

KASUS WISMA ATLET SEA GAMES KOMPLEKS JAKABARING SPORT CENTER

Tidak salah bila salah satu lembaga independen yang bergerak di bidang transparansi, Transparency International, menempatkan Indonesia sebagai Negara terkorup ke-5 di dunia pada akhir tahun 2012. Sebuah capaian yang patut menjadi suatu pukulan telak bagi penyelenggara negara, institusi, perusahaan, dan masyarakat Indonesia secara umum. Sekaligus sebuah capaian yang menggambarkan betapa menggerogotinya budaya korupsi dan pelestarian koruptor di Indonesia.
Salah satu kasus yang akan kami angkat pada kesempatan ini, mengenai kasus wisma atlet di Palembang, yang melibatkan perusahaan dan Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga).  Perlu diketahui, bahwa akibat kasus ini, kerugian negara ditaksir mencapai Rp 6 Triliun.

Mereka yang terlibat adalah:
Institusi
Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga)
PT. Anak Negeri
PT. Duta Graha Indah

Personal
Wafid Muharram (Sekertaris Kemenpora)
Dudung Purwadi (Direktur Utama PT. DGI)
Muhammad El-Idrus (Manajer Marketing PT. DGI)
Rosalina (Direktur Marketing PT. Anak Negeri)
Muhammad Nazaruddin (Pendiri PT. Anak Negeri dan  bendahara umum Partai Demokrat)
Angelina Sondakh (Koordinator Anggaran Komisi Olahraga Dewan)
Wayan Koster (Anggota Komisi Olahraga Dewan)
Mirwan Amir (Anggota Komisi Olahraga Dewan)
Andi Mallarangeng (Menpora)

Awal mula kasus ini terungkap adalah ketika pihak KPK menyadap percakapan antara Dudung Purwadi (Direktur Utama PT Duta Graha Indah) dan Mohammed El Idrus (Manajer Marketing PT Duta Graha Indah). Disitu mencuatlah nama Wafid Muharram. Dari percakapan yang terjadi, terkuaklah bahwa ada pemberian/aliran ke pihak Sesmenpora dan telah terjadi pembicaraan mengenai kontrak. Pihak KPK lalu melakukan pengumpulan bahan dan keterangan terkait eksistensi proyek Rp 191M.
Dari itulah akhirnya diketahui peranan Sesmenpora Wafid Muharram. Sehingga begitu mendapat informasi akan adanya pertemuan di kantor Kemenpora, KPK menuju lokasi dan menangkap mantan Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manullang, Manager Marketing PT DGI Muhammad El Idrus dan Sesmenpora Wafid Muharam.
Dalam dakwaan Rosa atau Idrus, nama Dudung Purwadi ikut disebut-sebut. Keduanya pun didakwa secara sendiri atau bersama-sama dengan Dudung telah melakukan pemberian sejumlah cek kepada Sekertaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharram selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Muhammad Nazarudin selaku anggota DPR RI. Pemberian tersebut adalah bentuk tanda terima kasih atas dimenangkannya PT DGI sebagai pelaksana proyek.
Akibat dari kasus ini adalah mundurnya beberapa donatur untuk proyek Wisma Atlet tersebut. Hal itu disebabkan karena begitu derasnya ekspos berita mengenai bobroknya proyek ini di media massa. Sehingga nampak jelas saat itu progress pelaksanaan Sea Games menjadi terbengkalai. Kasus ini pun menjadi semakin rumit karena begitu banyaknya petinggi-petinggi partai dan pemangku jabatan yang terlibat.

Skema penipuan berdasarkan kasus tersebut, tentu adalah korupsi.
Bribery
Dalam kasus wisma atlet ini, jelas terjadi kasus bribery (penyuapan). Skema penyuapan yang terjadi adalah pihak PT Anak Negeri yang notabene punya koneksi atau jaringan di pihak Kemenpora disuap oleh PT DGI untuk dimuluskan kemenangan tendernya. Nah, PT DGI tentu juga melakukan penyuapan di pihak Kemenpora. Padahal secara track record maupun kasat mata, tak seharusnya tender ini dimenangkan oleh pihak PT DGI. Setelah PT DGI dinyatakan sebagai pemenang proyek Wisma Atlet ini, maka tentu lahan untuk “kembali modal” menjadi terbuka lebar. Seperti itulah skema bribery secara sederhana yang terjadi pada kasus ini.
Illegal Gratuities
Dalam kasus ini tidak terdapat unsur illegal gratuities yang pada dasarnya sama saja dengan penyuapan, namun transaksi terkait terjadi setelah terlaksananya tujuan utama.
Conflict of Interest
Dalam kasus ini sebenarnya agak memuat unsur conflict of interest. Karena wewenang yang diberikan oleh pemerintah kepada Kemenpora untuk menahkodai urusan pemenangan tender ternyata disalahgunakan. Pihak Kemenpora menjatuhkan pemenang proyek jatuh ke tangan PT DGI yang dimana sudah dijelaskan kasusnya di bagian sebelumnya. Sehingga, pihak yang dirugikan atas kejadian ini tentu adalah negara dalam hal ini pemerintah.
Economic Extortion
Dalam kasus ini juga tidak terdapat unsur economic extortion. Secara sederhana, konsep economic extortion adalah adanya tekanan dari suatu pihak untuk melakukan hal yang diinginkan oleh pihak tersebut tanpa adanya pemberian imbalan ataupun feedback dari pihak tersebut.

INTRODUCTION TO RESEARCH

Dunia penelitian telah berkembang pesat pada semua sendi kehidupan dewasa ini. Mulai dari bidang science, teknologi, sosial, olahraga, kesehatan, ekonomi, manajemen dan bisnis. Dunia bisnis pada akhir akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam aplikasi riset bisnis dalam aktivitasnya. Penelitian adalah penggunaan cara yang ilmiah untuk mendapatkan informasi yang benar. Penelitian disebut ilmiah jika dapat memenuhi beberapa syarat.Sistematis, artinya langkah–langkah yang ada dalam penelitian mempunyai struktur yang baik. Logis, dapat dipertanggungjawabkan secara akal sehat manusia. Empiris, adalah mengkaji hal yang nyata ada dalam permasalahan nyata/kelihatan.
Penelitan bisnis (business research) adalah sesuatu yang terorganisir, sistematik, berbasis data, kritis, objektif, penelitian ilmiah atau investigasi suatu masalah, dilakukan dengan tujuan untuk menemukan jawaban atau solusi untuk itu.
Berdasarkan tujuannya, penelitian bisnis terbagi atas 2 jenis. Yaitu basic research (riset dasar) dan applied research (riset aplikasi). Riset dasar merupakan riset yang hasilnya tidak dimaksudkan untuk diaplikasikan baik oleh individu, kelompok, atau bahkan suatu badan usaha. Jenis riset ini lebih ditujukan pada peningkatan dunia ilmu. Terkait bisnis, maka riset dasar mencoba memahami bagaimana masalah-masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat dipecahkan. Riset aplikasi merupakan riset dimana hasil risetnya dimaksudkan untuk dapat dimanfaatkan baik oleh individu ataupun perusahaan. Dikaitkan dengan bisnis, maka riset aplikasi bertujuan memecahkan masalah yang dihadapi oleh manajer dalam lingkungan kerja serta menuntut solusi tepat waktu.

Contoh lain lingkup penelitian bisnis:
Absensi
Komunikasi
Motivasi
Pengambilan keputusan konsumen
Kepuasan pelanggan
Alokasi anggaran
Prosedur akuntansi

Mengapa seorang manajer professional begitu penting untuk dapat memahami metode penlitian? Karena beberapa manfaat berikut ini:
Mengidentifikasi dan secara efektif memecahkan masalah kecil dalam lingkungan kerja.
Tahu bagaimana memilah yang baik dari penelitian yang buruk.
Memahami berbagai pengaruh dan efek dari faktor dalam suatu situasi.
Mengambil risiko yang bersifat diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
Mencegah kemungkinan adanya kepentingan dari menjalankan pengaruh mereka dalam suatu situasi.
Peneliti dan konsultan yang dipekerjakan agar lebih efektif.
Adanya pertimbangan pengalaman dengan pengetahuan ilmiah saat membuat keputusan.

Hubungan antara Manajer dan Penelitian
Masing-masing harus tahu perannya.
Tingkatan yang terpercaya
Sistem nilai
Penemuan dan implementasi yang dapat diterima
Pengungkapan dalam serta luar peneliti/konsultan

Dikenal juga penelitian/riset internal dan eksternal. Berikut manfaat dan kerugiannya:
Penelitian Internal
Keuntungan:
Penerimaan yang lebih baik dari staf
Pengetahuan tentang organisasi
Akan menjadi bagian integral dari pelaksanaan dan evaluasi rekomendasi penelitian.
Kekurangan
Ide kurang inovatif
Politik kekuasaan bisa menang
Mungkin tidak dihargai sebagai "ahli" oleh staf
Penelitian Eksternal
Keuntungan
Berpikir divergen dan konvergen
Pengalaman dari beberapa situasi dalam organisasi yang berbeda
Pelatihan yang lebih baik teknis, biasanya
Kekurangan
Membutuhkan waktu untuk mengetahui dan memahami organisasi
Hubungan dan kerja sama dari staf tidak mudah
Tidak tersedia untuk evaluasi dan implementasi
Biaya yang besar